English Indonesian

Ritual Merebahkan Ayu

Ritual merebahkan ayu sebagai puncak akhir dari rangkaian kegiatan acara Erau yang digelar dikeraton (Museum Mulawarman) pada pagi hari.

Prosesi merebahkan Ayu dilakukan oleh beberapa kerabat Keraton & pejabat setempat, serta dihadiri seluruh kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Pangkon Luar yang semula bertugas di bagian luar telah bergabung masuk ke dalam istana dan duduk bersila di sebelah pangkon dalam. Sultan dan kerabat duduk berjejer menghadap ke tiang ayu yang di kelilingi oleh dewa dan belian, di atas jalik ada tambak karang, tilam, bantal kuning dan hamparan tapak liman. Sesaat kemudian empat orang kerabat berdiri menghampiri tiang tiang ayu dan memegang sambil menggoyang sebanyak tiga kali, seakan-akan merebahkan sebatang pohon yang kokoh tertanam di tanah dan langsung rebah di atas tilam / kasur dan bantal kuning / sebagaimana tidur dan beristirahatnya seorang petinggi yang di layani dengan rasa kasih sayang. Setelah Ayu direbahkan, kemudian dilanjutkan dengan ritual Tepung Tawar oleh pawang perempuan atau yang disebut Dewa bini, ritual ini dilakukan sambil memercikan air ke Ayu yang telah dibaringkan dari bagian kepala / puncak menurun ke bawah ( bagian / renbak / pangkal ) sebanyak tiga kali sambil besawai. Kemudian dewa bini besawai lagi sambil membawa peralatan tepong tawar berjalan duduk hormat dan sembah kehadapan sultan untuk melaksanakan tepong tawar di bagian punggung tangan kanan dan kepala, baru turun ke lutut kiri dan kanan, juga betis kiri dan kanan. Kemudian Sultan di persilahkan mengambil air kembang / bunga tepong tawar untuk di oleskan ke bagian mata kiri dan kanan lalu menyapu / menyeka bagian muka dan atas kepala.

Selesai sultan di tepung tawari, di lanjutkan ke putra mahkota dan kerabat sebagai pelaksana erau dan acara ritual dan tradisi selesai dan di tutup dengan bersilaturahmi sekalian hadirin. pertanda bahwa acara Erau Adat Kutai and Internasional Folk Art Festival (EIFAF) sudah selesai atau berakhir dan dilanjutkan pula dengan pembacaan do'a selamat yang dipimpin oleh seorang kerabat Keraton sebagai tanda syukur kepada Allah S.W.T bahwa acara Erau Adat Kutai and Internasional Folk Art Festival (EIFAF) berlangsung sukses.

Selanjutnya Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura serta kerabat Keraton lainnya serta petugas adat, Belian dan Dewa hingga pasukan mulai berpamitan.


  • CIOFF
  • TIFAF
  • Pemerintah
    Kabupaten Kutai Kartanegara
  • Flag Counter