Mendirikan Ayu

Upacara mendirikan Tiang Ayu yang berlangsung di Museum Mulawarman atau Keraton Kutai Kartanegara Ing Martadipura adalah sebagai simbol dimulainya perayaan Erau Adat Kutai. Mendirikan Ayu di sebut pula "SANGKOH PINTU" mempunyai arti dan nilai tersendiri yaitu Mendirikan kebenaran yang tersirat memiliki kekuatan magis dan memancarkan kekuatan spiritual. Mendirikan Ayu terikat beberapa benda adat keraton lainnya seperti : Tali Juwita yang melambangkan kekuasaan Sultan Kutai Kartanegara berpusat di sungai mahakam yang airnya deras mengalir ke laut, beranak sungai bercabang tujuh, dan beberapa negeri yang di perintahnya. Kain Cinde yang melambangkan adat yang di adatkan dan tanda kerukunan para kerabat Kerajaan Kutai Kartanegara. Beberapa hasil dari Janur, Daun Siruh, dan Buah Pinang yang mengandung makna bahwa alam dan hutannya memberikan hasil kemakmuran yang berlimpah ruah bagi rakyatnya. Pinggan Tuha yang melambangkan petuah, nasehat, serta petunjuk dari orang - orang tua terdahulu.
Setelah Dewa belian melakukan acara ritual di serapo belian, maka langsung menuju keratin dengan menempatkan diri di sisi kiri dan kanan Tambak Karang duduk bersila, lapisan kiri kanan berikutnya untuk para undangan kerabat dan bagian belakang sisi kanan luar diisi oleh Pangkon Dalam dan Pemukul Gamelan sedangkan disisi kiri keluar diisi juga oleh Pangkon Dalam. Para pejabat / petinggi dan putra Sultan duduk bersila di bagian depan dan di tengah - tengah terdapat kursi Sultan. Perapen dinyalakan dengan aroma wangi dan alunan suara gamelan di dengarkan sambil menunggu sultan tiba di tempat acaranya. Setibanya Sultan langsung menuju keruangan dganti pakaian dan setelah lengkap dengan pakaian kebesaran, Sultan keluar dan langsung menuju Tiang Ayu, yang ikut mendirikan Tiang Ayu adalah Anggota Kerabat Kesultanan dan Perwakilan Tokoh masyarakat. Sebelum prosesi Tiang Ayu dalam keadaan berbaring di atas Bantal Kasturi, membujur kearah Barat, lalu di lakukan sawai oleh Sultan, kemudian Tali Juwita dan Kain Cinde yang untuk mendirikan Ayu di tarik dengan tiga tarikan, setiap sekali menarik mengucapkan kata “yo..yo..yo..” sampai berdiri seperti apa yang di kehendaki.
Setelah dilakukan prosesi ritual Mendirikan Ayu, masyarakat sekitarnya sebagai rasa hormat berbondong - bondong membawa berbagai macam oleh - oleh atau makanan yang langsung di berikan kepada Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara.
Kabupaten Kutai Kartanegara